Seperti halnya kesuksesan, setiap orang pun bisa mengalami kegagalan!
Tak terkecuali orang-orang jenius yang kecerdasannya mendekati sempurna.
Karena, memang tak ada jaminan bahwa orang pintar akan selalu sukses.
Makanya, jangan heran, jika Anda menemui rekan sekolah Anda yang dulu
dikenal pandai dan cerdas namun akhirnya hanya merutuki nasib karena
masa depannya yang suram! Apa penyebabnya? Di luar nasib dan faktor
‘lucky’, banyak hal yang bisa memicu kegagalan orang-orang pintar. Namun
berdasarkan wawancara dan survei yang dilakukan pada 200 orang pintar di
Amerika, ada enam hal penting penyebab kegagalan bagi mereka. Coba simak:
* Kurang ketrampilan sosial
Seberapa pun hebatnya intelegensi akademis Anda, Anda tetap perlu
memiliki intelegensi sosial, seperti kemampuan mendengarkan, peka terhadap
perasaan orang lain, memberi dan menerima kritik dengan baik. Orang yang
memiliki intelegensi sosial tinggi mampu mengakui kesalahan mereka dan
tahu bagaimana membina dukungan tim. Intelegensi sosial bisa diperoleh
dengan banyak berlatih.
* Tidak cocok
Sebuah kesuksesan memerlukan kecocokan antara kemampuan, bakat,
kepentingan, keinginan, kepribadian, dan nilai-nilai dalam pekerjaan Anda.
Bila Anda merasa tidak cocok, maka jangan ragu untuk meninjau perilaku
pekerjaan dan menyesuaikan atau mengubah pekerjaan Anda selama ini. Bagi
beberapa orang, pokok persoalannya adalah seberapa besar resiko yang
berani diambil.
* Tidak Ada Komitmen
Sesuatu yang dilakukan setengah-setengah akan memperbesar kemungkinan
gagal. Suatu tujuan perlu dibarengi tekad, semangat, dan komitmen yang
kuat untuk mencapainya. Kurangnya penghargaan pada diri sendiri
merupakan penyebab dasar kegagalan. Untuk bisa ambil bagian dalam sukses, Anda
harus yakin bahwa Anda bisa melakukannya.
* Kurang Fokus
Beberapa orang melakukan terlalu banyak kegiatan sehingga akhirnya
tidak melakukan satu pun dengan baik. Fokuskan kembali diri Anda pada apa
yang paling baik dilakukan. Sadarilah keterbatasan Anda, tetapkan
prioritas, dan susun organisasi usaha Anda.
* Kurang Menyadari Rintangan
Kadang, banyak rintangan tersembunyi yang sulit diperangi. Umur,
diskriminasi jenis kelamin dan ras merupakan jenis rintangan yang sering
tidak disadari. So, Anda harus meninjau kembali, berdasarkan analisa yang
benar mengenai situasi, untuk merebut kembali kontrol atas kehidupan dan
masa depan Anda.
* Kemalangan
Siapapun tidak bisa menolak adanya takdir, entah itu takdir baik atau
buruk. Dan siapa pula yang bisa menolak ketika kemalangan itu harus Anda
alami? Seandainya ini terjadi, yang harus Anda lakukan, jangan
menyalahkan diri sendiri! Ingat, meski tak bisa menolak kemalangan itu, namun
selalu ada jalan untuk memperbaikinya.
Pada akhirnya, kegagalan bukanlah ‘jalan buntu’ untuk mencapai sukses.
Kesempatan datang silih berganti. Jika hari ini Anda gagal, mungkin
besok Anda akan sukses. Jika Anda mampu berpikir jernih mengenai kegagalan
dan menyadari bahwa dalam hidup ini selalu ada pilihan, Anda akan bisa
menyikapi sebuah kegagalan sebagai pelajaran yang berharga. Ingat, tak
ada orang yang lebih bodoh selain tidak bisa memetik pelajaran dari
sebuah kegagalan.
Sumber : My Broken Heart
Tak terkecuali orang-orang jenius yang kecerdasannya mendekati sempurna.
Karena, memang tak ada jaminan bahwa orang pintar akan selalu sukses.
Makanya, jangan heran, jika Anda menemui rekan sekolah Anda yang dulu
dikenal pandai dan cerdas namun akhirnya hanya merutuki nasib karena
masa depannya yang suram! Apa penyebabnya? Di luar nasib dan faktor
‘lucky’, banyak hal yang bisa memicu kegagalan orang-orang pintar. Namun
berdasarkan wawancara dan survei yang dilakukan pada 200 orang pintar di
Amerika, ada enam hal penting penyebab kegagalan bagi mereka. Coba simak:
* Kurang ketrampilan sosial
Seberapa pun hebatnya intelegensi akademis Anda, Anda tetap perlu
memiliki intelegensi sosial, seperti kemampuan mendengarkan, peka terhadap
perasaan orang lain, memberi dan menerima kritik dengan baik. Orang yang
memiliki intelegensi sosial tinggi mampu mengakui kesalahan mereka dan
tahu bagaimana membina dukungan tim. Intelegensi sosial bisa diperoleh
dengan banyak berlatih.
* Tidak cocok
Sebuah kesuksesan memerlukan kecocokan antara kemampuan, bakat,
kepentingan, keinginan, kepribadian, dan nilai-nilai dalam pekerjaan Anda.
Bila Anda merasa tidak cocok, maka jangan ragu untuk meninjau perilaku
pekerjaan dan menyesuaikan atau mengubah pekerjaan Anda selama ini. Bagi
beberapa orang, pokok persoalannya adalah seberapa besar resiko yang
berani diambil.
* Tidak Ada Komitmen
Sesuatu yang dilakukan setengah-setengah akan memperbesar kemungkinan
gagal. Suatu tujuan perlu dibarengi tekad, semangat, dan komitmen yang
kuat untuk mencapainya. Kurangnya penghargaan pada diri sendiri
merupakan penyebab dasar kegagalan. Untuk bisa ambil bagian dalam sukses, Anda
harus yakin bahwa Anda bisa melakukannya.
* Kurang Fokus
Beberapa orang melakukan terlalu banyak kegiatan sehingga akhirnya
tidak melakukan satu pun dengan baik. Fokuskan kembali diri Anda pada apa
yang paling baik dilakukan. Sadarilah keterbatasan Anda, tetapkan
prioritas, dan susun organisasi usaha Anda.
* Kurang Menyadari Rintangan
Kadang, banyak rintangan tersembunyi yang sulit diperangi. Umur,
diskriminasi jenis kelamin dan ras merupakan jenis rintangan yang sering
tidak disadari. So, Anda harus meninjau kembali, berdasarkan analisa yang
benar mengenai situasi, untuk merebut kembali kontrol atas kehidupan dan
masa depan Anda.
* Kemalangan
Siapapun tidak bisa menolak adanya takdir, entah itu takdir baik atau
buruk. Dan siapa pula yang bisa menolak ketika kemalangan itu harus Anda
alami? Seandainya ini terjadi, yang harus Anda lakukan, jangan
menyalahkan diri sendiri! Ingat, meski tak bisa menolak kemalangan itu, namun
selalu ada jalan untuk memperbaikinya.
Pada akhirnya, kegagalan bukanlah ‘jalan buntu’ untuk mencapai sukses.
Kesempatan datang silih berganti. Jika hari ini Anda gagal, mungkin
besok Anda akan sukses. Jika Anda mampu berpikir jernih mengenai kegagalan
dan menyadari bahwa dalam hidup ini selalu ada pilihan, Anda akan bisa
menyikapi sebuah kegagalan sebagai pelajaran yang berharga. Ingat, tak
ada orang yang lebih bodoh selain tidak bisa memetik pelajaran dari
sebuah kegagalan.
Sumber : My Broken Heart