0 Selamat Jalan Kekasih ...

Reynaldi ... Sudah menjalin hubungan kekasih selama hampir dua tahun lamanya dengan Rahmania. Mereka berniat untuk meresmikannya pertengahan tahun ini. Sayang, rencana itu harus gagal karena Tuhan keburu memanggil-Nya. Reynaldi meninggal karena kecelakaan motor. Kejadiannya persis di malam minggu, saat dia hendak pergi ke rumah Rahmania. Biasanya, jam tujuh malam dia sudah nongol. Tapi tunggu punya tunggu, Reynaldi belum juga datang.

Rahmania mulai gelisah, dia mencoba menghubungi Handphonenya, tapi tidak aktif. Sayang Reynaldi tidak punya nomor telepon rumah. Maklum, di Surabaya ini dia anak kost. Sampai jam 10 malam Reynaldi belum juga datang. Rahmania memutuskan untuk tidak menunggunya lagi. Sambil menahan kesal, dia mencoba untuk tidur. Tapi matanya sulit untuk terpejam. Dia bertanya-tanya dalam hati, Dimanakah Reynaldi berada ?

Dia berniat menanyakan hal itu esok harinya di kampus. " Kalau dia berani selingkuh, Awas yach ! " begitulah kira-kira yang terbesit dibenaknya. Tapi anehnya, rasa was-was makin merajai benaknya. Hingga dia dikejutkan oleh dentang jam dinding yang menujukkan angka 12. " Akh ... aku masih belum bisa tidur "  ucapnya.

Kegelisahannya semakin memuncak. Tiba-tiba Rahmania merasa haus, kemudian dia keluar kamar dan menuju ruang makan. Dia membuka kulkas dan mengambil sebotol air dingin. Dan saat ia hendak kembali ke kamar, langkahnya mendadak sangat berat, udara dingin menghempas. " Idih, ada apa ini ? kok ngga' biasanya seperti ini " Batinnya.

Entah mengapa, matanya mengarah ke ruang tamu, dan tiba-tiba saja dia melangkah dengan ringan seperti ada yang menggerakkannya. Rahmania sempat heran, buat apa dia menuju ke ruang tamu ? Di teras rumah, sekilas dia melihat sesosok bayangan hitam. Jantungnya berdetak. " Waduh ... Siapa itu diluar ? jangan-jangan pencuri " Pikirnya.

Ingin rasanya ia berteriak memanggil orang tua, adik atau siapa saja yang ada dirumah. Tapi suaranya tercekat ditenggorokan. Tanpa ia sadari, ia makin mendekati pintu. Disibakkannya tirai jendela sedikit, Betapa terkejutnya dia saat melihat Reynaldi berdiri disana.

Hatinya lega bercampur bingung. Kenapa dia baru datang selarut ini ? Pelan-pelan ia membuka pintu. Reynaldi menyunggingkan senyumnya saat Rahmania sudah berada dihadapannya.

" Reynaldi ... Kok baru datang sekarang ? "
" Sorry, tadi aku ada urusan mendadak, " Jelasnya
" Wajahmu pucat, tanganmu juga dingin. Kau baik-baik saja Reynaldi ? "
" Aku sangat baik-baik saja. Belum pernah kurasakan sebaik ini. Aku Minta Maaf sudah terlambat datang. Tapi aku ngga' bisa lama-lama, waktuku cuma sebentar, "
" Tapi Reynaldi, kau belum menceritakan urusan mendadak apa yang tadi kau kerjakan, "
" Besok juga kau akan tahu. Aku cuma ingin memberitahumu, aku tak bermaksud datang terlambat. Aku sangat mencintaimu Rahmania. Kau harus percaya itu,"

Rahmania merasa heran dengan ucapannya. Tapi belum sempat ia kemukakan keheranannya, Reynaldi mengambil pamit pulang. " Aku Pulang, Jaga dirimu baik-baik, Aku ingin kau bahagia " Katanya sambil mencium kening Rahmania. Lalu dia pergi dan Rahmania mencoba untuk memanggilnya, tapi Reynaldi terus melangkah pergi.

Sungguh, malam itu Rahmania sangat merasa ada yang aneh pada diri Reynaldi. Senyumnya, Sorot matanya, semua terasa dingin. Rahmania juga baru menyadari kalu Reynaldi tidak membawa motor.

Esoknya, Rahmania baru tahu bahwa Reynaldi mengalami kecelakaan. Saat itu ia dihubungi oleh temannya dari kampus untuk segera ke Rumah Sakit. Rahmania hampir tak percaya mendengarnya. Menurut keterangan petugas di rumah sakit, Reynaldi dibawa ke Rumah Sakit sekitar Jam 8 malam dalam keadaan sudah tak bernyawa. Motornya hancur berantakan. Rahmania begidik ketakutan.

Dengan ditemani seorang teman, ia bergegas ke kamar jenazah. dia membuka kain penutup tubuh Reynaldi. Tampak wajah kekasihnya yang pucat pasi. Bibirnya membiru. " Akh ... tak sanggup aku melihatnya lebih lama lagi " Ucapnya sambil menangis. Yang jelas, pakaian yang dikenakannya adalah sama ketika ia datang jam 12 malam kerumah Rahmania. " Apakah benar-benar arwahnya yang datang ... ? " pikirnya dalam hati

Sampai detik ini Rahmania belum bisa melupakan kejadian itu, Sosok Reynaldi masih menempati ruang khusus didalam hatinya. Selamat Jalan Kekasihku ...


Sebuah Pena ... ...
     Yang dulu untaikan sketsa cinta atau lara ... ...
     ia habis tintanya, tak lagi bisa ia goreskan tangis,
     ia pun beku saat terharu ... ...
     ia tak bisa berikan jawaban saat kubertanya ... ...
     ia tak besarkan lagi hatiku dengan harapan ... ...
     ia mengering ... ... terbaring,
     tak pernah lagi hiraukan dawaiku yang mendenting bening ... ... 

G+



Mohon Aktifkan Javascript!Enable JavaScript