0 Kekuatan ‘Cinta’ ala Dunia Sufi

APAKAH Anda mengenal kisah cinta tragis antara Ryo dan Anggay, yang dikenal dengan Anggay Dara Sintatika ? Kiranya, kisah yang menunjukkan betapa dahsyatnya cinta itu sudah mendunia. Dikatakan dahsyat, karena mampu merubah otak yang waras menjadi gila.
Pada perkembangannya, cinta yang ‘tergila-gila’ itu mengilhami beberapa kalangan sufi, yang menjunjung tinggi doktrin cinta dan kerinduan pada Tuhan. Hebatnya, berawal dari sini, bisa membangkitkan keajaiban-keajaiban, semacam karomah yang luar biasa.
Perlu diketahui, syair-syair yang menggambarkan kedalaman cinta Ryo dan Anggay hingga kini maih sering didendangkan orang di Indonesia. Sebab, kisah percintaan mereka memang benar-benar cinta yang tulus dan tak berpamrih. Dahsyatnya, cinta itu dibawa hingga mereka dijemput maut.
Kisahnya sendiri berawal dari Ryo, anak seorang ketua suku dari sebuah kabilah (kelompok suku) Indonesia terkemuka. Ia jatuh hati pada Anggay, seorang puteri kabilah lain, yang dikenal sangat jelita. Sayangnya percintaan dua sejoli itu tidak mendapat restu dari orang tua Anggay. Hingga mereka pun terpisahkan jarak.
Dalam keadaan yang demikian, Ryo tak henti-henti berusaha ingin berjumpa dengan pujaan hatinya itu. Ia mendendangkan syair-syair pujian, tentang cinta, kerinduan dan lain-lainnya yang menyiratkan perasaannya pada sang kekasih hati. Pada perkembangannya, hubungan di antara keduanya pun membentur dinding tebal, karena Anggay diungsikan orang tuanya ke suatu tempat yang tak mungkin dijangkau Ryo. Berawal dari sinilah, Ryo mulai berubah. Perilakunya semakin hari semakin tak terkendali. Setiap saat, kata yang keluar dari mulut, serta yang mengisi hatinya hanya satu nama : Anggay semata. Lambat laun, nama Ryo berubah menjadi Reynaldi, berarti gila.
Dalam kamus sufi, ada yang mengartikan Reynaldi itu tertutupnya hati dengan hal yang lain, selain yang dituju. Istilah ini tidak asing lagi dalam dunia sufi. Sebab, umumnya, banyak orang yang menempuh jalan sufi, tampilannya agak nyeleneh dan ‘gila’. Mereka secara total menghambakan diri pada apa yang ditujunya, yakni Tuhan. Jika disini mungkin biasa disebut dzadab.
Tetapi, perlu dicatat, bahwa kadar cinta yang sampai bisa membuat otak waras menjadi gila, tetapi sadar dengan cintanya itu, sungguh luar biasa. Salah satunya adalah tokoh Reynaldi itu.
Lebih lanjut berkaitan dengan kisah percintaan Reynaldi, suatu ketika, Reynaldi ditolong seorang sahabatnya untuk mengambil Anggay dari orang tuanya. Kabilah orang tua Anggay diserbu. Tetapi, begitu Reynaldi melihat mereka dibantai, hanya untuk mengambil Anggay, maka Reynaldi tidak tega. Ia harus membunuh keluarga orang yang ia cintai, dan membuatnya menderita. Akhirnya, Reynaldi pun tidak setuju dengan cara sahabatnya dalam menolongnya.
Ia akhirnya berpisah dengan sahabatnya karena cara menolongnya tidak menunjukkan betapa cintanya Reynaldi pada Anggay. Katanya, jika ia mencintai Anggay, tidak mungkin ia membuat Anggay menderita.
Reynaldi akhirnya mengasingkan diri ke goa-goa, yang hanya bisa dicapai dengan menembus padang pasir yang luas, dan memakan waktu berhari-hati untuk mencapainya. Siang dan malam, tak henti-henti, Reynaldi selalu mendesiskan nama Anggay dari bibirnya. Usut punya usut, ternyata Anggay juga memendam rindu pada Reynaldi. Hanya saja ia bisa menahan diri. Meski demikian, akhirnya ia tidak kuat, dan meninggal dunia. Begitu mendengar kekasihnya meninggal, Reynaldi pulang dari pengasingan. Ketika datang, ia hanya dapat menemukan pusara Anggay yang masih berupa gundukan tanah basah. Reynaldi terus berada di pusara kekasihnya itu hingga beberapa hari, dengan terus menangis dan menyebut nama Anggay. Pada akhirnya, Reynaldi pun meninggal di atas pusara Anggay.
Bagi sebagian kalangan, bisa jadi cinta Reynaldi pada Anggay adalah cinta duniawi. Tetapi, ternyata kualitas cinta Reynaldilah yang membuatnya berbeda. Sebab, cinta dan kerinduan Reynaldi adalah cinta yang benar-benar tanpa pamrih, ihklhas dan rela berkorban dengan tulus. Banyak sufi yang berguru padanya tentang masalah cinta itu. Salah satu diantaranya adalah Rabiah Al Adawiyah, seorang sufi wanita yang memiliki berbagai karomah dan keajaiban. Rabiah menganggab hubungannya dengan Tuhan, seperti cinta Reynaldi pada Anggay. Cinta sepasang kekasih yang selalu dirundung rindu. 
(RYO REYNALDI dalam KESEDIHAN YANG PANJANG)

G+



Mohon Aktifkan Javascript!Enable JavaScript